Apa itu Flora, Fauna, dan Endemik?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah endemik adalah kata yang berkenaan dengan spesies organisme yang terbatas pada wilayah geografis tertentu. Istilah lain berupa flora merupakan tumbuhan dan fauna merupakan hewan. Secara singkat, flora dan fauna endemik dapat merujuk pada spesies tumbuhan dan hewan yang hanya ditemukan pada wilayah tertentu dan tidak ditemukan di wilayah lain di dunia. Wilayah ini dapat pulau, pegunungan, hutan, danau, atau lingkungan geografis lain yang membatasi persebaran organisme tersebut. Keberadaan flora dan fauna endemik dapat diakibatkan dari isolasi geografis, kondisi lingkungan (iklim, topografi, dan jenis tanah), serta sejarah geologis suatu daerah sehingga dapat menghasilkan evolusi organisme dengan adaptasi khusus dan unik.
Peran masyarakat terhadap keberlangsungan kehidupan flora fauna
Sebagai masyarakat umum, kita juga berperan dalam menjaga keberlangsungan kehidupan flora dan fauna yang hidup di sekitar kita sendiri. Salah satunya caranya adalah dengan memberikan informasi mengenai keragaman hayati dan ancaman yang dihapadinya seperti deforestasi atau illegal loging. Selain itu, masyarakat juga dapat bertanggung jawab dalam memilih produk-produk yang tidak merusak habitat alam atau mengancam kehidupan flora dan fauna. Dengan demikian, masyarakat dapat meningkatkan kesadarannya akan kehidupan di muka bumi selain kehidupan manusia itu sendiri. Mari kita sebagai masyarakat umum berkontribusi dalam menjaga keberlangsungan kehidupan flora dan faunan serta memastikan kelestarian alam bagi generasi mendatang!
Flora
- Mangga Kasturi (Mangifera casturi)
Taksonomi:
Kingdom: Plantae
Phylum: Tracheophyta
Class: Magnoliopsida
Order: Sapindales
Family: Anacardiaceae
Genus: Mangifera L.
Species: Mangifera casturi Kosterm.
Gambar 1 Mangga Kasturi (Mangifera casturi) (@sarimurti86 via Instagram)
Mangga kasturi (Mangifera casturi) merupakan tanaman endemik dari Kalimantan Selatan yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan mangga jenis lain, seperti rasanya yang lebih manis, aroma wangi yang khas, lebih tahan terhadap hama dan penyakit, serta memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin A dan Vitamin C (Ichsan, 2010). Namun, mangga kasturi mengalami populasi menurun di daerah sebaran alaminya menurut penilaian dari World Conservations Monitoring Centre pada tahun 1998 sehingga masuk ke dalam kategori punah di alam liarnya (Extinct in the wild= EW). Penurunan jumlah populasi mangga kasturi diakibatkan oleh kegiatan penebangan untuk bahan bangunan dan eksploitasi hutan seperti penebangan liar serta pembukaan hutan untuk perkebunan, pertanian, dan pemukiman (Sari, 2014).
- Tengkawang Tungkul (Shorea stenoptera)
Taksonomi:
Kingdom: Plantae
Phylum: Tracheophyta
Class: Magnoliopsida
Order: Malvales
Family: Dipterocarpaceae
Genus: Shorea Roxb.
Species: Shorea stenoptera Burck
Gambar 2 Tengkawang tungkul (Shorea stenoptera) (Sumber: Kemal Juffri for Panos Pictures/Food and Land Use Coalition)
Tengkawang tungkul (Shorea stenoptera) disebut juga sebagai meranti merah memiliki penyebaran yang luas, salah satunya berada di pulau Kalimantan dan menjadi maskot flora Kalimantan Barat. Buah tengkawang memiliki peran dalam menjalankan perekonomian di desa yang berada di hutan Kalimantan Barat dengan dimanfaatkan bijinya sebagai sumber minyak nabati karena memiliki kadar minyak nabati paling tinggi dibandingkan dengan biji dari meranti lainnya. Namun, keberadaan pohon tengkawang terancam punah akibat dari deforestasi dan berubahnya fungsi lahan sehingga masuk ke dalam kategori terancam punah (endangered) oleh IUCN (Winarnii et al. 2017).
- Keruing (Dipterocarpus tempehes)
Taksonomi:
Kingdom: Plantae
Phylum: Tracheophyta
Class: Magnoliopsida
Order: Malvales
Family: Dipterocarpaceae
Genus: Dipterocarpus C.F. Gaertn
Species: Dipterocarpus tempehes Slooten
Gambar 3 Keruing (Dipterocarpus tempehes) (Sumber: Min Sheng Khoo)
Keruing (Dipterocarpus tempehes) merupakan flora lokal yang dapat ditemukan di Kalimantan, serta Sabah dan Sarawak, Malaysia. Keruing dapat tumbuh hingga setinggi 45-meter yang hidup pada daerah rawa dan sungai air tawar. Keruing dapat dimanfaatkan bagian batangnya sebagai kayu tetapi terlalu sering digunakan sehingga populasinya menjadi menurun. Selain itu, habitat aslinya terjadi penurunan populasi akibat dari pembangunan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan dan pembangunan bendungan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Sarawak. Dengan demikian, Keruing masuk ke dalam kategori terancam punah (endangered) oleh IUCN yang dilindungi oleh empat kawasan lindung di Kalimantan, salah satunya merupakan Taman Nasional Kayang Mentaran Kalimantan (Bodos et al. 2019).
- Duan tajam (Durio affinis)
Taksonomi:
Kingdom: Plantae
Phylum: Tracheophyta
Class: Magnoliopsida
Order: Malvales
Family: Malvaceae
Genus: Durio Adans.
Species: Durio affinis Becc.
Gambar 4 Duan tajam (Durio affinis)
Durian merupakan salah satu buah yang tersebar di beberapa daerah dan paling banyak terdapat 18 jenis durian yang berada di Kalimantan. Duan tajam (Durio affinis) merupakan salah satu durian yang persebaranya berada di Kalimantan barat dan semenanjung Malaysia. Spesies ini termasuk ke dalam katergori terancam punah (Near Threatened) akibat dari deforestasi hutan dataraan rendah sehingga kualitas habitat menurun hingga 30% (Rahman, 2021).
Fauna
- Orang utan (Pongo pygmaeus)
Taksonomi:
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Mammalia
Order: Primates
Family: Hominidae
Genus: Pongo Laccépède, 1799
Species: Pongo Pygmaeus (Linnaeus, 1760)
Gambar 5 Orang Utan (Pongo pygmaeus) (Sumber: Thomas Fuhrmann)
Orang utan (Pongo pygmaeus) ditemukan di daerah hutan dataran rendah (500 m diatas permukaan laut) dan lahan gambut yang menjadi pusat dari daeraj jelajah orang utan karena lebih banyak menghasilkan tanaman berbuah besar dibandingkan dengan hutan. Orang utan diklasifikasikan oleh CITES ke dalam kategori Appendix I sehingga dilarang untuk diperdagangkan secara komersial karena rentan terhadap kepunahan. Ancaman utama yang dihadapi oleh orang utan Borneo merupakan kehilangan habitat, pembalakan liar, kebakaran hutan, perburuan, dan perdagangan orang utan untuk menjadi satwa peliharaan (Acrenaz et al. 2016).
- Bekantan (Nasalis larvatus)
Taksonomi:
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Mammalia
Order: Primates
Family: Cercopithecidae
Genus: Nasalis É. Geoffroy Saint-Hilaire, 1812
Species: Nasalis larvatus (Wurmb, 1787)
Gambar 6 Bekantan Jantan (Nasalis larvatus) (Sumber: Charles J. Sharp)
Bekantan (Nasalis larvatus) merupakan salah satu hewan endemic yang mendiami hutan bakau (mangrove) di pulau Kalimantan. Bekantan termasuk ke dalam satwa arboreal (hidup di pohon) dan merupakan primate diurnal, yaitu melakukan aktivitasnnya dari pagi hingga sore hari. Bekantan mengondumsi hampir semua bagian tumbuhan, mulai dari daun, buah, bunga, dan biji, serta beberapa jenis serangga. Bekantan termasuk ke dalam katergori IUCN terancam punah (endangered) karena terjadi kerusakan habitat dan perburuan ilegel, alih fungsi hutan, illegal logging, dan kebakaran hutan sehingga mempengaruhi penurunan populasi (Boonratana et al. 2021).
- Biawak Kalimantan (Lanthanotus borneensis)
Taksonomi:
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Class: Reptilia
Order: Squamata
Family: Lanthanotidae
Genus: Lanthanotus
Spesies: Lanthanotus borneensis Steindachner, 1878
Gambar 7 Biawak Kalimantan (Lanthanotus borneensis) (Sumber: Petr Hamernìk)
Biawak Kalimantan (Lanthanotus borneensis) merupakan hewan endemik yang tersebar daerah Sarawak dan Kalimantan Barat. Biawak ini tergolong ke dalam kategori terancam punah (endangered) karena diketahui jumlah populasi yang diketahui sekitar 150 individual semenjak ditemukan pertama kali sehingga dianggap bahwa kadal ini langka meskipun banyak yang beredar di internet dengan menjual spesies ini sehingga memberi kesan bahwa spesies tersebut tidak langka. Jumlah populasinya di alam liar mengalami penurunan dan kemungkinan kepunahan lokal sebagai akibat dari pembukaan hutan karena interaksi hewan tersebut dengan lingkungan sekitarnya (ekologi) kurang diketahui dan bergantung pada hutan. Ancaman yang dihadapi oleh spesimen tersebut adalah mudah terjadi perdagangan gelap dari Kalimantan Barat yang dapat disalahgunakan oleh para pedagang reptil (Das dan Auliya, 2021; Yaap et al. 2012).